Cara Saya Merancang Game yang Terasa Beruntung—Tanpa Harus Beruntung

Sebagai desainer UX yang pernah menghabiskan tiga minggu menyempurnakan animasi tombol di Assassin’s Creed, saya belajar satu hal: orang tidak bermain game karena angka—tapi karena perasaan.

Ketika diminta menganalisis Lucky Pig, platform hiburan berbasis angka dengan motif babi lucu, pertanyaan pertama saya bukan soal peluang atau pembayaran. Tapi: Bagaimana game ini membuatmu merasa menang—meski kalah?

Jawabannya? Bukan sihir. Ini psikologi.

Ilusi Kendali adalah Sahabat Terbaikmu

Di Lucky Pig, pemain memilih angka dengan harapan hadiah besar. Secara teori? RNG murni—adil, bersertifikat, dan tak terduga.

Tapi di sini letak keajaiban UX: setiap pilihan terasa bermakna.

Dapatkan tambahan pilihan angka? Bukan sekadar bonus gameplay—ini umpan dopamin yang disamarkan sebagai kekuasaan. Meski secara statistik tak signifikan, memberi lebih banyak pilihan bikin pemain merasa mengendalikan hasil.

Seperti membiarkan seseorang memilih jalannya sendiri melalui labirin… padahal semua jalan menuju pintu keluar yang sama.

Kekuatan Umpan Balik Mainan yang Menyenangkan

Pernah perhatikan setiap kemenangan langsung diiringi konfeti + suara lonceng + babi berjingkat-jingkat?

Bukan kebetulan.

Saya sebut ini ‘desain perayaan mikro’. Kemenangan kecil diperbesar lewat umpan balik sensorik—suara, gerakan, warna—to create apa yang disebut psikolog sebagai momentum emosional.

Bahkan jika taruhan cuma $5, sistem menyambutnya seperti jackpot. Dan otak kita percaya itu.

Inilah alasan orang terus main—not because they expect to win big—but because setiap putaran terasa bagian dari cerita: “Aku sedang dalam streak keberuntungan!”

Persepsi Risiko > Risiko Sebenarnya (Dan Itu Tak Masalah)

Salah satu trik favorit di Lucky Pig adalah transparansi dengan gaya. Pertandingan menampilkan tingkat kemenangan (90–95%) dan level risiko—jelas ditulis tapi diframing positif:

“Peluang tinggi! Cocok untuk kesenangan santai!” “Mode seru – hadiah lebih besar, intensitas lebih tinggi!”

tidak pakai istilah teknis atau label menakutkan seperti “volatilitas tinggi.” Hanya vibes saja. Ini bukan penipuan—itulah framing cerdas. Dengan menurunkan persepsi risiko tanpa mengabaikan peluang sebenarnya, pemain tetap tertarik tanpa merasa dikendalikan secara manipulatif. Ini desain berempati paling sempurna: temui pengguna di titik emosional mereka—and guide them gently forward.

Mengapa Kesederhanaan Selalu Menang (Terutama Soal Emosi)

The fitur paling kuat di Lucky Pig bukan mekanisme ciamik—it adalah fungsi batas harian. Pengguna bisa atur batas dana atau waktu sebelum main—seperti tali pengaman digital yang mencegah over-engagement tanpa menghilangkan keseruan. Pernah saya rancang fitur serupa untuk game mobile saat kerja di Ubisoft UK—and ya, developer awalnya protes menyebutnya ‘alat keselamatan’. Tapi data membuktinya: pemain tetap main lebih lama karena merasa aman! The irony? Pengalaman paling aman justru sering menjadi yang paling seru—setidaknya dari sudut pandang psikologis.